smile4you
Tuesday, March 11, 2014
Penatalaksanaan hiperpigmentasi gingiva dengan teknik bedah (scalpel)
Tuesday, June 9, 2009
Basic Dental Care
Basic Dental Care
Is this topic for you?
This topic provides information on basic dental care. If you are looking for information on tooth decay or cavities, see the topic Tooth Decay. If you are looking for information on gum disease (periodontal disease), see the topic Gum Disease.
What is basic dental care?
Basic dental care involves brushing and flossing your teeth regularly, seeing your dentist and/or dental hygienist for regular checkups and cleanings, and eating a mouth-healthy diet, which means foods high in whole grains, vegetables and fruits, and dairy products.
Why is basic dental care important?
Practicing basic dental care:
- Prevents tooth decay.
- Prevents gum (periodontal) disease, which can damage gum tissue and the bones that support teeth, and in the long term can lead to the loss of teeth.
- Shortens time with the dentist and dental hygienist, and makes the trip more pleasant.
- Saves money. By preventing tooth decay and gum disease, you can reduce the need for fillings and other costly procedures.
- Helps prevent bad breath. Brushing and flossing rid your mouth of the bacteria that cause bad breath.
- Helps keep teeth white by preventing staining from food, drinks, and tobacco.
- Improves overall health.
- Makes it possible for your teeth to last a lifetime.
Are there ways to avoid dental problems?
Keeping your teeth and gums healthy requires good nutrition and regular brushing and flossing.
- Brush your teeth twice a day-in the morning and before bed-and floss once a day. This removes plaque, which can lead to damaged teeth, gums, and surrounding bone.
- Use a toothpaste that contains fluoride, which helps prevent tooth decay and cavities. Ask your dentist if you need a mouthwash that contains fluoride or one with ingredients that fight plaque. Look for toothpastes that have been approved by the American Dental Association.
- Avoid foods that contain a lot of sugar. Sugar helps plaque grow.
- Avoid using tobacco products, which can cause gum disease and oral cancer. Exposure to tobacco smoke (secondhand smoke) also may cause gum disease, as well as other health problems.1
- Practice tongue cleaning. You can use a tongue cleaner or a soft-bristle toothbrush, stroking in a back-to-front direction. Tongue cleaning is particularly important for people who smoke or whose tongues are coated or deeply grooved.
- Schedule regular trips to the dentist based on how often you need exams and cleaning.
When should my child start seeing a dentist?
By the time your child is 6 months of age, your doctor should assess the likelihood of your child having future dental problems.2 If he or she thinks your child will have dental problems, be sure your child sees a dentist before his or her first birthday or 6 months after the first primary teeth appear, whichever comes first. After your first visit, schedule regular visits every 6 months or as your dentist recommends.
Experts recommend that your child's dental care start at 12 months of age.2 If your baby has dental problems caused by injury, disease, or a developmental problem, see your pediatric dentist right away.
Thursday, December 25, 2008
Follow these tips on how to brush your teeth:
* Brush your teeth at least twice a day and ideally after every meal, using fluoride-containing toothpaste.
* Use a soft-bristled toothbrush — it's gentler on your gums.
* To brush properly, hold your toothbrush at a slight angle against your teeth and use short back-and-forth motions.
* Brush the inside and chewing surfaces of your teeth.
* Brush your teeth for about two minutes each time you brush.
* Brush your tongue.
* Avoid vigorous or harsh scrubbing, which can irritate your gums.
* Replace your toothbrush every three or four months, or sooner if it becomes frayed.
* Consider using an electric toothbrush, especially if you have arthritis or other problems that make it difficult to brush well.
Sunday, December 21, 2008
pemakaian protesa gigi
- PEMAKAIAN PROTESA GIGI TERBARU
Mengatasi gigi bermasalah atau sakit gigi dengan mencabutnya, tampak sebagai akhir dari suatu penderitaan. Kalau lah memang demikian, maka tentu saja akan lebih baik jika kita cabutkan saja semua gigi yang ada dalam rongga mulut, karena itu berarti tak akan pernah ada penderitaan gigi yang akan kita alami. Tetapi tentunya tidak demikian, karena sebagus apapun protesa gigi, gigi asli tetap lebih baik.
Hilang nya gigi atau “ompong” dapat di sebabkan oleh hal-hal berikut ini, antara lain:
1. Faktor Genetik
Ada orang yang benar-benar tidak mempunyai satu gigi pun, biasanya faktor keturunan. Dan ada pula yang tidak mempunyai satu atau 2 gigi atau lebih , tapi tidak ompong seluruhnya.
2. Faktor penyakit tertentu.
Kelainan fungsi tubuh (penyakit sistemik) misalnya Diabetes Melliltus stadium lanjut yang biasanya giginya tanggal dengan sendirinya.
3. Faktor lokal dari dalam gigi/ rongga mulut.
Misalnya karies atau infeksi jaringan gusi dapat mengakibatkan ketahanan dan kekuatan jaringan pendukung berkurang sehingga menyebabkan gigi goyang/ mahkota gigi habis sehingga gigi tidak dapat dipertahankan dan akhirnya di cabut.
4. Pencabutan karena indikasi perawatan ortodonti atau prostodonti
5. Lain – lain, misalnya karena trauma/ kecelakaan
Apakah semua gigi yang dicabut perlu diganti dengan protesa gigi? Jawabannya adalah TIDAK. Pencabutan gigi dapat menimbulkan beberapa konsekuensi yang mengharuskan penggantian dengan protesa gigi, misalnya pencabutan pada gigi depan, terutama rahang atas. Tapi ini pun tidak menjadi masalah, jika estetik tidak dipersoalkan.
Pencabutan gigi dapat menyebabkan ketidakstabilan dari gigi yang masih ada, yang akan bergeser sebagai respon terhadap gigi yang hilang tersebut. Pergeseran gigi ini tergantung pada faktor-faktor berikut :
1. Usia
Makin muda waktu pencabutan, makin cepat pergeseran gigi terjadi.
2. Posisi gigi dalam rongga mulut.
Kehilangan gigi belakang lebih besar pengaruhnya terhadap pergeseran gigi ini dibandingkan dengan gigi depan. Pencabutan gigi paling belakang tidak akan berpengaruh terhadap gigi depannya. Paling tidak, akan bertambah panjang/ hypereruptions/ extrusion, dari gigi lawannya (atas atau bawahnya)
3. Bruxism (mengkerot-kerotkan gigi)
Jika terdapat kebiasaan mengkerot-kerotkan gigi, pergeseran gigi akan bertambah hebat dan cepat.
Akibat pencabutan gigi yang tidak diganti dengan protesa gigi antara lain :
Faktor estetis
Terutama jika gigi yang hilang adalah gigi depan.
Proses pengunyahan terganggu.
Terlebih jika gigi yang tanggal adalah gigi belakang apalagi dalam jumlah yg banyak.
Menyebabkan gigi renggang/ pergeseran gigi ke tempat yang kosong.
Jika hal ini berlanjut terus akan mengakibatkan gigi renggang sehingga menjadi tidak beraturan.
Menimbulkan masalah pada gigi dan jaringan pendukung gigi.
Akibat gigi renggang tadi, maka mudah terjadi impaksi makanan, sehingga dapat terjadi peradangan pada gusi.
Berubahnya hubungan kontak antara gigi bawah dengan yang atas waktu mulut di tutup (oklusi gigi). Biasa terjadi pada kasus kehilangan gig molar pertama. Karena merupakan kunci oklusi gigi.
Menimbulkan masalah pada TMJ (Temporor Mandibular Joint), akibat traumatic oklusi
Gigi antagonis/ lawan akan tampak tumbuh lebih panjang/ modot.
Mengganggu fungsi bicara/ pengucapan tidak jelas.
Faktor psikologis
Mengakibatkan gangguan kesehatan.
Pipi menjadi kempot sehingga terlihat lebih tua, karena dukungan pipi hilang.
Secara umum ada dua macam protesa gigi, yaitu lepasan dan cekat. Protesa gigi cekat di bagi menjadi dua macam, ada yang di gandengkan ke gigi sebelahnya dan ada yang di tanam ke dalam tulang rahang, atau implant.
Protesa Gigi Lepasan
Adalah protesa gigi yang mudah di lepas pasang oleh pasen, yang terbuat dari akrilik atau metal/ logam. Kelebihan protesa gigi lepasan ini antara lain:
- Mudah pengerjaan nya.
- Mudah di pasang oleh pasen
- Mudah dibersihkan
- Harga lebih murah
Tidak ada indikasi khusus, selain penyembuhan dan penutupan gusi telah sempurna pasca pencabutan gigi.
Potesa Gigi Cekat
Adalah jenis protesa gigi yang permanent, yang tidak dapat di lepas oleh pasen. Ada dua macan, yang di lekatkan ke gigi sebelahnya dan yang di tanam atau implant.
Protesa gigi cekat yang di lekatkan ke gigi sebelahnya dimana gigi sebelah nya di asah terlebih dahulu, kemudian di buatkan mahkota dan di lekatkan ke permukaan gigi yang sudah di asah tersebut, sehingga membentuk suatu jembatan/ bridge. Sedangkan gigi cekat implant, di tanam ke tulang rahang. Merupakan protesa gigi yang sangat ideal. Cara pemasangannya melalui proses pembedahan. Setelah gusi di buka, tulang di dalam nya dibor untuk pemasangan pen yang berfungsi sebagai pegangan protesa, kemudian di buatkan mahkota, bisanya dari bahan porselen.
Valplast
Adalah protesa gigi lepasan yang terbuat dari bahan Nilon termoplastis. Sangat tepat untuk pemakaian protesa gigi lepasan sebagian (menggantikan beberapa gigi yang hilang). Ada beberapa keuntungan pemakaian Valplast ini, antara lain:
-Kuat
-Flexibel
-Nyaman
-Tanpa kawat
-Estetis lebih baik
-Iritasi jaringan minimal.
Kegunaan Valplast yang antara lain adalah :
Untuk Splint TMJ.
Untuk pasen dengan alergi pada akrilik (bahan protesa gigi yang biasa)
Dapat dikombinasikan dengan protesa lepasan frame logam.
Mempunyai bahan yang baik untuk semua jenis protesa lepasan, dan tidak mudah patah atau pecah kalau terjatuh.
Cara pemasangan Valplast
1. Sebelum dipasang pada mulut pasen, Valplast ini derendam dulu di dalam air panas (± 80 °C) beberapa menit, kemudian angkat dan biarkan sampai hangat-hangat kuku, baru di pasangkan di mulut pasen.
2. Jika terlalu menekan, rendam kembali di ari panas, tarik keluar bagian yang menekan, kemudian pasang kembali.
3. Jika terlalu longgar, rendam kembali di air panas, dan tekan ke dalam.
4. Anjurkan bagi pasen untuk melepasnya dan merendam di air biasa pada waktu malam hari.
tips buat gigi anda
1. Cek Semua
Jika kebetulan melalukan pemeriksaan rutin ke dokter gigi, minta dokter mengecek semua gigi dan mulut Anda. Masalahnya, semakin banyak orang menderita kanker pada gigi dan mulut. Jadi, periksa secara rutin dan hindari merokok.
2. Hati-hati Penyakit Gusi
Penyakit gusi merupakan salah satu penyebab hilangnya gigi pada orang dewasa dan juga berkaitan dengan sakit jantung dan stroke. Jika sudah diketahui sejak dini dan langsung dirawat, penyakit dapat sembuh dan tidak mengkhwatirkan. Sebaliknya, jika diabaikan saja, penyakit ini bisa jadi serius hingga mencapai stadium lanjut dan dapat mengakibatkan penyakit rapuh tulang sampai patah. Sebaiknya gosok gigi sekurang-kurangnya dua kali sehari (setiap habis makan) dan kontrol ke dokter gigi sekaligus minta dibersihkan dari segala kotoran dan kuman yang ada di gusi dan mulut.
3. Periksa Rutin
Salah satu hal yang wajib dilakukan dan sangat penting untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut adalah memeriksakan dan membersihkan gigi secara teratur. Hal ini bisa mencegah karang gigi, gusi sakit, gigi berlubang, kanker mulut, dan penyakit gigi lainnya. Jangan tunggu sampai Anda punya masalah lalu baru pergi ke dokter gigi. Sebaiknya cegah sebelum terjadi.
4. Gosok Gigi Dua Kali
Jika sekurang-kurangnya menggosok gigi dua kali sehari, berarti Anda telah menghilangkan kotoran-kotoran yang menyebabkan gigi berlubang. Kotoran-kotoran halus dan lengket bertumpuk di gigi yang berasal dari sisa-sisa makanan dan bercampur dengan bakteri. Mengosoknya setiap hari berarti melepaskannya dari gigi dan membuangnya keluar mulut sehingga mencegah pula penyakit gusi.
5. Napas Tak Sedap
Hampir 85 persen orang dengan gejala napas tak sedap adalah karena mempunyai masalah dengan giginya. Jika bau napas disebabkan oleh masalah gigi, cuci mulut bukanlah obatnya. Itu sama dengan “topeng” alias menutupi tapi tidak menyembuhkan. Gosok gigi dan juga lidah dua kali sehari karena cara ini akan banyak mengurangi kemungkinan napas berbau.
6. Waspada Gula
Gula dari minuman ringan dan makanan lainnya bercampur dengan bakteri di dalam mulut dan menghasilkan asam yang menyerang lapisan email gigi. Hal ini menyebabkan gigi berlubang dan sakit pada gusi. Karena itu, sebaiknya batasi makanan dan minuman yang mengandung kadar gula tinggi. Selain merusak gigi, juga bukan termasuk makanan sehat.
7. Segera Rawat
Jika dokter gigi menganjurkan agar gigi Anda dirawat, lakukanlah dengan baik sampai gigi sehat kembali. Sebab, kalau dibiarkan, walaupun hanya lubang, makin lama akan semakin besar, sampai akhirnya mengenai syaraf dan memungkinkan Anda harus kehilangan gigi tersebut.
8. Cabut Gigi Tidak Sakit
Banyak orang mengatakan dan berpendapat, cabut gigi sangat menakutkan dan luar biasa sakit. Padahal, dengan kemajuan zaman dan teknologi masa kini, cabut gigi bukanlah suatu masalah besar seperti yang dibayangkan. Begitu juga halnya menambal gigi.
9. Ganti sikat gigi Tiap 3 Bulan
Sikat gigi biasa (bukan elektrik), paling hanya tahan 3 bulan. Jika memiliki masalah dengan gusi, ganti sikat gigi setiap sebulan sekali karena bakteri dapat berlabuh dengan nikmat pada bulu-bulu sikat. Siram sikat gigi dengan air hangat setiap kali habis digunakan.
Beberapa orang berpendapat, memelihara kesehatan gigi perlu usaha yang berat. Membuat janji dengan dokter gigi, membersihkan gigi secara rutin, menggosok gigi dua kali sehari, memilih makanan yang bergizi dan diet, merupakan faktor utama agar memiliki gigi dan gusi yang sehat. nah, tidak ada yang susah atau berat, kan? Jadi, tunggu apa lagi!
Photo: aolcdn.com
Gigi sebagai Sumber Penyakit Jantung
Tahun 2000, 16,7 juta penderita meninggal karena penyakit ini, atau sekitar 30,3% dari total kematian di seluruh dunia. Lebih dari setengahnya dilaporkan dari negara berkembang. DI Indonesia, prevalensi penyakit jantung dari tahun ke tahun terus meningkat.
Di samping faktor risiko klasik (merokok, obesitas, kadar kolesterol, tekanan darah tinggi, kurang aktivitas, diabetes mellitus, stres), hasil penelitian akhir-akhir ini menyebutkan bahwa reaksi peradangan (inflamasi) dari penyakit infeksi kronis mungkin juga menjadi faktor risiko. Meskipun begitu, hanya penyakit gigi kronis yang terbukti terkait dengan penyakit jantung.
Mekanisme penyebaran
Penyebaran penyakit dari gigi ke organ tubuh lain dapat dijelaskan lewat teori fokal infeksi.
Fokal infeksi adalah infeksi kronis di suatu tempat dan memicu penyakit di tempat lain. Racun, sisa-sisa kotoran, maupun mikroba penginfeksi bisa menyebar ke tempat lain di tubuh seperti ginjal, jantung, mata, kulit. Dampak penyakit gigi pada jantung dapat berupa penyakit jantung koroner, peradangan otot, serta katup jantung (endokarditis).
Bakteri yang terikut aliran darah bisa memproduksi enzim yang mempercepat terbentuknya bekuan darah sehingga mengeraskan dinding pembuluh darah jantung (aterosklerosis). Bakteri dapat juga melekat pada lapisan (plak) lemak di pembuluh darah jantung dan mempertebal plak. Semua itu, menghambat aliran darah serta penyaluran sumber makanan dan oksigen ke jantung, sehingga jantung tak berfungsi semestinya.
Gejala awal dapat berupa nyeri dada, meliputi rasa seperti terbakar, tertekan, dan beban berat di dada kiri, yang dapat meluas ke lengan kiri, leher, dagu, dan bahu. Nyeri dada juga terasa di bagian tengah dada selama beberapa menit. Setelah kejadian biasanya diikuti rasa mual, muntah, pusing, keringat dingin, tungkai serta lengan menjadi dingin, napas terengah-engah, dan sesak napas.
Angina berkepanjangan akan menjurus ke serangan jantung (miokard infark). Namun sering kali penyakit jantung koroner berlangsung tanpa adanya gejala, ia tidak menimbulkan masalah sampai keadaannya sudah parah.
Kemungkinan lain, reaksi peradangan yang disebabkan oleh penyakit gigi meningkatkan pembentukan plak yang memacu penebalan dinding pembuluh darah. Penelitian menunjukkan, orang dengan penyakit gigi mempunyai risiko dua kali lebih tinggi terkena penyakit jantung koroner.
Endokarditis
Bakteri yang ditemukan pada plak gigi merupakan salah satu faktor penyebab endokarditis.
Bakteri di lubang gigi maupun gusi yang rusak dapat masuk ke dalam sirkulasi darah lewat gusi yang berdarah. Bakteri ini dengan mudah menyerang katup jantung maupun otot jantung yang telah melemah. Gejalanya berupa demam, bising jantung, perdarahan di bawah kulit, bahkan embolisasi (penyumbatan) pembuluh darah kecil di organ-organ tubuh lainnya.
Meskipun jarang, penyakit ini dapat berakibat fatal dan kadang kala memerlukan operasi katup jantung darurat. Selain itu juga sangat dianjurkan pemberian antibiotika sebagai profilaksi pada orang yang menderita prolaps katup jantung, penyakit jantung rematik dan kelainan jantung bawaan, sebelum mendapatkan tindakan pengobatan gigi.
Karena mencegah selalu lebih baik daripada mengobati, perlu perawatan gigi yang baik dan pemeriksaan gigi secara berkala. Cara pencegahan terbentuknya karang gigi cukup sederhana, yaitu dengan rajin dan teliti membersihkan gigi secara baik dan benar. Penggosokan pada lidah selama 30 detik juga terbukti mengurangi jumlah bakteri dalam mulut.
Brosur cara menyikat gigi yang baik dan benar dapat diperoleh dengan mudah di setiap tempat praktik dokter gigi. Pemakaian dental floss (benang gigi) juga amat penting untuk membersihkan daerah- daerah yang sulit terjangkau oleh sikat gigi, terutama daerah antargigi dan juga pada gigi-gigi yang berjejal.*
Sumber : www.kompas.co.id